Berbagai kalangan masyarakat bersilaturahmi di kediaman pribadi Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. Yansen TP, M.Si di Kuala Lapang, Malinau, dalam rangka perayaan Natal 2023. Wagub dan keluarga menggelar Open House selama dua hari, 25-26 Desember.
Namun, karena antusias masyarakat yang ingin bersilaturahmi sangat luar biasa, Wagub pun menerima kembali dengan suka cita hingga 27 Desember.
“Saya bersama keluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kunjungan yang luar biasa ini. Ini satu pertanda bahwa kehidupan ini indah dalam perbedaan,” ucap Wagub Kaltara Yansen TP saat menyambut kedatangan masyarakat dari berbagai suku, agama dan latar belakang ke kediamannya.
Karena hidup indah dalam perbedaan itulah, ketika ia menjadi Bupati Malinau periode 2011-2016 dan 2016-2021 bertekad dan berjuang agar seluruh masyarakat Malinau jangan mempersoalkan perbedaan suku, agama dan latar belakang.
“Oleh sebab itu saya katakan tabu bicara agama, tabu bicara suku. Karena suku dan agama itu tidak bisa diubah oleh manusia. Nah kenapa kita mempersulit diri kita sendiri,” tegas Wagub yang selalu menyuarakan kreativitas nasionalisme kebangsaan ini.
Nah oleh sebab itu, dia berterima kasih kepada seluruh kalangan dari berbagai macam suku, agama dan latar belakang berkunjung ke rumahnya bersilaturahmi dalam rangka perayaan Natal 2023. Karena menurutnya, silaturahmi ni menjadi contoh yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di Bumi Benuanta, Kaltara.
“Saya berterima kasih, ini satu contoh yang baik. Karena apa, mungkin orang berpikir Malinau ini ya kalau dikatakan Kristen banyak di sini, mungkin begitu, kalau dikatakan Dayak banyak di sini, mungkin begitu. Tetapi kita tidak hidup seperti itu (mayoritas dan minoritas). Ini yang harus dibangun,” katanya.
Sebab, lanjutnya, bisa dikatakan hari ini Malinau dan Kaltara kuat dalam perbedaan dan bisa berkumpul dengan harmonis, tetapi belum tentu anak cucu nanti. Oleh sebab itu, ancaman ke depan itu harus ditangkal dari sekarang dengan selalu menjaga kebersamaan dan keharmonisan antar suku, agama dan latar belakang yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh sebab itu ia meminta agar jangan persoalkan perbedaan lagi. Karena soal suku, agama dan latar belakang, itu hanya Tuhan yang mempunyai hak menentukan. Tapi sebagai bagian dari pemerintah, Wagub menegaskan bahwa ia punya kewajiban mengubah masyarakat menjadi lebih dengan cara terus menjaga kerukunan warga masyarakat.
“Hidup rukun itu wajib. Karena sebagai bangsa kita wajib, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu,” tuturnya sambil mengatakan bahwa berbeda-beda itu harus betul-betul berbeda dengan menjalankan adat istiadat maupun ibadah masing-masing dengan baik.
“Nah kalau jelas agamanya, jalankan ibadahnya dengan baik. Betul-betul lima waktu dijalankan dengan baik. Kemudian kelihatan dalam pergaulan, itu yang kita mau. Nah itu namanya berbeda. Tapi kalau setengah-setengah saja, agamanya tidak jalan, itu tidak baik,” katanya.
Karena itu, sekali lagi ia menegaskan agar semua masyarakat menjalankan akidahnya dengan baik dan memperlihatkan nilai-nilai yang baik, sebab menurutnya tidak ada agama mengajarkan yang buruk.
“Marilah kita ciptakan Malinau ini indah untuk semua orang. Terlebih Kaltara Rumah kita. Kalau rumah kita ya kita punya, kita jaga dan kita pelihara, tidak mau kita buat rusak dalam rumah,” pungkasnya.(fia/rls)